10 Tari Tradisional Kalimantan Timur

10 Tari Tradisional Kalimantan Timur | tradisikita.my.id - Halo Sobat tradisikita, kembali kita akan memperkenalkan kebudayaan dari Provinsi Kalimantan Timur. Kebudayaan dari Provinsi Kalimantan Timur antara lain yang telah kita ketahui sebelumny adalah : 10 Lirik Lagu Kalimantan Timur, Rumah Adat Kalimantan Timur, 9 Alat Musik Kalimantan Timur, dan Senjata Tradisional Kalimantan Timur.

Pada kesempatan yang baik ini, kita akan mengenal tarian tradisional dari Kalimantan Timur. Berbicara masalah tarian tradisional Kalimantan Timur, sebelumnya kita telah mengenal 14 Tarian dari Kalimantan atau Suku Dayak secara umum. Kalimantan Timur yang merupakan Provinsi terluas kedua setelah Papua, memang memiliki penduduk dari suku ada dayak. Selain suku dayak, suku adat yang tinggal di Provinsi ini antara lain suku Jawa, Bugis, Banjar, Kutai, Toraja, Paser, Sunda, Madura dan Buton.


1. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Gantar

Tari Gantar merupakan tarian tradisional yang termasuk tari pergaulan antara muda mudi dari suku suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Tari Gantar menggambarkan kegembiraan dan keramahtamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang berkunjung ke Kalimantan Timur.

Tari Gantar berdasar gerakannya  dibedakan menjadi 3, yaitu :

a. Gantar Rayatn

Jenis Tari Gantar ini alatnya hanya satu yaitu Gantar (kayu yang panjang), pada ujung tongkat tersebut diikatkan/digantung tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan Ibus. Mereka menari berkeliling sambil menyanyi, dipinggang penari terikat mandau. Apabila tidak memegang tongkat, mereka mengelewai (melambaikan tangan sesuai irama).

b. Gantar Busai

Jenis tari ini hanya membawa sepotong bambu yang diisi dengan biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan tangan kiri tidak membawa apa-apa (kosong) waktu menari dilambai-lambaikan sesuai irama, sedangkan bambunya berukuran 50cm diberi dua belas gelang agar berbunyi gemerincing jika digerakkan. Jumlah bambu atau gantar tersebut sesuai dengan jumlah penarinya. Mereka menari berkelompok-kelompok, kadang ada yang “Ngloak” (menari sambil saling memupuki dengan pupur basah)

c. Gantar Senak dan Kusak

Jenis Tari Gantar ini, penarinya menggunakan dua peralatan tari yaitu Senak (tongkat) yang dipegang tangan kiri. Sedangkan Kusak (bambu) yang dipegang tangan kanan, yang berisi biji-bijian supaya nyaring bunyinya. Kusak dipegang tangan kanan dengan telapak tangan telentang dan siku ditekuk. Senak biasanya berukuran satu sampai seperempat meter, sedangkan Kusak dengan 30cm yang diisi dengan biji-bijian dan ujungnya di beri penutup yang disebut dengan Ibus.

Tari Gantar yang berasal dari Kalimantan Timur ini konon sejarahnya berasal dari kekecewaan 2 orang gadis anak dari Oling Bayatn. Kedua gadis yang bernama Dewi Ruda dan Dewi Bela ini menyaksikan ayah kandungnya dibunuh oleh Dolonong Utak Dolonong Payang yang berniat jahat untuk dapat menikahi ibu mereka. Setelah beranjak dewasa, kedua gadis ini merencanakan untuk membunuh ayah tirinya, dan kesempatan tersebutpun tiba. Ketika Dolonong Utak sedang beristirahat, kedua gadis ini membunuhnya dengan sumpit yang mereka bawa.
Setelah diketahui bahwa Ayah tirinya meninggal kedua putri tersebut senang, keduanya bersuka cita dan mengungkapkannya dengan menari-nari berdua. Dan sebagai musiknya mereka mencari sepotong bambu pendek dan mengisinya dengan biji-bijian. Ungkapan kepuasan membunuh Dolonong Utak itu di lakukan hingga beberapa har, dan tarian tersebut dipercaya masyarakat Kalimantan Barat sebagai cikal bakal tari Gantar.


2. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Kancet Ledo / Tari Gong

Tari Kancet Ledo atau disebut juga Tari Gong merupakan salah satu ekspresi seni masyarakat Dayak yang mendiami Kalimantan Timur.

Tari Gong adalah tari yang mengekspresikan tentang kelembutan seorang wanita dengan menari di atas Gong dengan gerakan yang lemah lembut dan penuh keseimbangan. Tari ini mengungkapkan kecantikan, kepandaian dan lemah lembut gerakan tari. Sesuai dengan nama tarinya, tari Gong ditarikan di atas sebuah Gong, diiringi dengan alat musik Sapeq ( alat musik yang dipetik seperti kecapi).

Penari Gong menggunakan busana berupa baju manik dan Taah ( pakaian khas wanita yang terdiri dari kain beludru yang dihiasi manik-manik, yang dipakai dengan cara dililitkan pada pinggang, yang masing-masing ujung tali dililitkan dan berhenti di pusar ), serta perlengkapan lainnya yang digunakan Lavung ( Topi yang dibuat dari rotan dan terdapat corak-corak sesuai dengan corak baju dan Taah), dan kalung yang terbuat dari manik-manik yang berwarna dan gigi atau taring Macan, dan bulu burung Enggang yang dikenakan di kedua belah tangan penari.

Kesederhanaan tari Gong terlihat pada gerak dan musik. Gerak pada tari Gong hanya beberapa segmen tubuh saja yang bergerak, serta bentuk gerakannya diulang- ulang pada saat penari menuju Gong, saat berada di atas Gong dan turun dari Gong. Tari Gong memiliki gerak kaki yang sederhana dalam melangkah dan ayunan tubuh dan tangan yang lemah lembut. Kostum yang digunakan sangat mewah karena terbuat dari manik-manik yang dirangkai menjadi motif – motif binatang seperti motif Kalung Aso (Naga Anjing), pola permainan musik yang mendukung tarian ini datar tidak terjadi pergantian iringan dari awal hingga akhir tari.

Dilihat dari gerak dan tatapan mata yang dimiliki lembut dan lincah karena disamakan dengan sifat seekor burung, di mana burung mempunyai sifat yang cepat, lembut dan lincah. Bentuk gerak dalam tari Gong ini tergolong sederhana, gerak yang merupakan ekspresi yang menirukan gerak hewan tiruannya seperti burung Enggang. Penari melakukan gerakan-gerakan yang sederhana dan mudah. Dalam gerak yang melambangkan hubungan manusian dengan burung Enggang terlihat dalam gemulai gerak tangan, tubuh dan kaki. Gerak pelan pada tangan mengibaratkan kepak sayap burung Enggang.


Gambar Tari Gong sumber : https://www.pinterest.com/pin/501447739734171178/

3. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Kancet Punan Letto


Tari Punan Letto adalah tari tradisional Kalimantan Timur, kata “Punan” artinya merebut, “letto” artinya gadis/wanita. Tarian ini memang menceritakan tentang dua orang pemuda yang sama-sama menyukai seorang gadis dan memperebutkannya. Pemuda yang mempertahankan gadisnya dengan gagah berani akhirnya memenangkan pertarungan tersebut. Sudah merupakan sifat suku Dayak Kenyah, untuk memepertahankan miliknya apa pun itu bentuknya.


4. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Hudoq 


HUDOQ adalah tarian topeng yang bagi suku / etnis Bahau di percaya sebagai tarian kedatangan para dewa utusan Sang Pencipta ke dalam dunia , untuk menjaga dan melindungi kehidupan dan tanaman padi yang baru di tanam. Karena kuatir manusia bisa ketulahan / sakit / mati, bila melihat / memandang langsung wajah para dewa, maka “ NALING LEDAANG “ pemimpin para dewa, mengajak teman –temannya membuat topeng dari pohon kayu Jelutung / Jabon /Kitaaq, dan membuat pakaian dari daun pisang “ uraan “ Untuk menutupi seluruh tubuh mereka .

Selain itu ada juga masyarakat yang percaya, pada saat di laksanakan Upacara Adat Hudoq, yang sakit akan di sembuhkan bila terkena kibasan kostum daun pisang tersebut, pada saat sang Penari Hudoq menari . 

Berita kedatangan Hudoq ini sangat tersohor sehingga bagi siapa saja yang mendengar kabar akan diadakan Upacara adat hudoq , pasti akan berusaha meluangkan waktu ,dengan aneka macam tujuan pribadi, di samping rindu ingin menari bersama karena upacara adat ini hanya di laksanakan setahun sekali . 

Ada juga di kepercayaan yang kuat dalam masyarakat adat Etnis Bahau bahwa saat inilah berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa lebih banyak dan berlimpah datang secara nyata, dalam suasana yang meriah dan akrab . 

Di samping Upacara adat ini di percaya mendatangkan berkat dan rahmat langsung dari sang pencipta, juga dapat di percaya membuang segala kesialan hidup pada diri seseorang . 

Upacara adat hudoq dapat di laksanakan di sebuah halaman yang cukup luas, dan pelengkapan adat ini di letakan mengarah matahari terbit . Para pelaksana adat terdiri dari pemimpin adat / tokoh adat / kepala adat dan di bantu oleh pelaksana adat wanita dengan syarat telah melaksanakan adat lengkap seperti : Nama diri setelah melewati prosesi upacara adat . Upacara adat hudoq terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
  1. Tahapan pembukaan /Hudoq Aput / Putpoot, Sehari sebelum di laksanakan upacara adat ini semua masyarakat yang melaksanakan usaha ladang pergi keladang masing – masing mengambil sedikit tanah / daun padi yang mati / layu untuk di lakukan upacara adat tolak bala / adat pemurnian yang disebut dengan “ LEMIVAA “ keesokan hari nya di laksanakan hudoq pembukaan
  2. Tahap Hudoq Kawit . Sebelum di laksanakan dalam satu hari semua masyarakat adat baik yang melaksanakan usaha ladang maupun yang tidak atau masyarakat umum , berkumpul di rumah pimpinan adat untuk melaksanakan adat pemurnian umum yang di sebut dengan “ LEMIVAA TASAAM “ Kemudian keesok harinya dapat di laksanakan ke upacara Hudoq Kawit.
  3. Tahap penutup / Hudoq Pakoq .
Tarian hudoq yang asesorisnya terbuat dari macam – macam tanaman bunga atau daun pakis, pada puncak acara ditutup dengan membuang dan mencuci wajah dari arang dengan tujuan kembali pada kehidupan .
Bahan –bahan yang disampaikan pada pelaksanaan Upacara adat ini terdiri dari :
1. Ayam kampong
2. Piring putih
3. Beras putih
4. Gelang manic
5. Kain putih
6. Telur ayam kampong



5. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Burung Enggang

Tarian Burung Enggang atau Tari Enggang adalah tarian khas suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Ditarikan oleh sekelompok gadis suku dayak dengan mengenakan hiasan dikepala bermotif burung enggang. Dalam setiap pementasan tarian di Desa Budaya Pampang, tarian ini menjadi tarian wajib, dan selalu ditarikan. 

Menurut kepercayaan orang Dayak Kenyah nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung enggang. Oleh karena itu, masyarakat dayak Kenyah sangat menghormati dan memuliakan burung enggang. Sehingga Tari Enggang dapat dimaknakan sebagai penghormatan Suku Dayak Kenyah terhadap asal usul leluhur mereka. Bulu-bulu Burung Enggang ini selalu memegang peranan yang penting pada setiap upacara-upacara adat dan tarian-tarian adat dan juga bentuk-bentuk Burung Enggang banyak terdapat pada ukiran-ukiran suku Dayak Kenyah. 

Ada pula yang mengartikan Tarian Burung Enggang sebagai simbol perpindahan masyarakat Dayak dari satu tempat ke tempat lainnya secara berkelompok.[3] Melihat kebiasaan Suku Dayak pada masa yang lalu selalu berpindah tempat dan menjalani hidup secara nomaden, dikarenakan Suku Dayak pada masa itu selalu berperang antar suku, sehingga mereka memilih hidup berpindah-pindah untuk mencari keselamatan.

6. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Jepen

Tari Jepen Merupakan Kesenian Budaya rakyat Suku Kutai Kartanegara yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam, berkembang di berbagai daerah disepanjang pesisir sungai mahakam maupun di daerah pantai di Kalimantan Timur. Tari Jepen memiliki kemiripan dengan Kesenian tari dari daerah lain di nusantara, seperti Tari Zapin di Sumatera, tari Dana, tari Bedana atau tari Zevin yang semuanya berasal dari masyarakat suku Melayu yang tinggal tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lain di Nusantara.

Tari Jepen ini, yang biasanya diiringi oleh musik tradisi yang disebut Tingkilan, memiliki ciri khas ragam gerak yang tidak dimiliki oleh tari sejenis di daerah lain. Ragam gerak dalam tari Jepen dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis daerah Kutai. Di Kalimantan Timur dikenal 2 macam tari Jepen, yaitu :

  • Tari Jepen Eroh  merupakan tari garapan tari jepen yang tidak meninggalkan gerak ragam aslinya, yang disebut ragam penghormatan, ragam gelombang, ragam samba setangan, ragam samba penuh, ragam gengsot, ragam anak, dan lain-lain. Eroh dalam bahasa Kutai berarti ramai, riuh dan gembira. Penataan Tari Jepen Eroh ini penuh dengan gerak-gerak yang dinamis dan penuh unsur kebahagiaan.
  • Tari Jepen Genjoh  merupakan salah satu tari kreasi dari tari jepen. Sebagian besar gerak dalam tari ini bersumber dari tari jepen, misalnya gerak gelombang, samba setengah, samba penuh, ayun anak, jalan kenyak, saluang mudik, dan gerak taktim. Secara umum, dapat dikatakan bahwa tari jepen genjoh mahakam merupakan tari yang dinamis, atraktif, dan energik, tetapi tetap bersahaja dan merepresentasikan kebudayaan Melayu.

7. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Kancet Papatai (Tari Perang)


Tari Kancet Papatai merupakan kesenian tradisional dalam bentuk tari-tarian perang yang bercerita tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah yang sedang berperang melawan musuh. Tarian ini juga menggambarkan tentang keberanian para pria atau ajai suku Dayak Kenyah dalam berperang. Tarian ini menggambarkan mulai dari perang sampai dengan upacara pemberian gelar bagi pria atau ajai yang sudah berhasil mengenyahkan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan para penari. Kancet Papatai diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik tradisional Kalimantan Timur : sampe


8. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Belian Bawo

Belian adalah salah satu bentuk dari kebudayaan suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq untuk mengobati orang sakit. Ada berbagai macam Belian sehingga ada berbagai macam kostum dan berbagai macam gerak tari dan musik yang mengiringi sesuai dengan maksud dari Belian itu sendiri. “Pemelian” atau dukun bertindak sebagai perantara manusia dengan roh roh atau para penguasa dunia dalam menyembuhkan orang sakit.


9. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Leleng

Tarian Leleng merupakan tarian tradisional Kalimantan Timur. Kata "Leleng" dalam bahasa Kenyah berarti berputar-putar. Adalah Utan Along (sebutan untuk seorang gadis yatim), yang sedang bimbang karena kekasihnya pergi dan belum kembali. Berputar-putar melambangkan kebimbangan. Layaknya orang yang sedang kebingungan lalu mondar mandir. Begitu juga dengan Utan Along. Oleh sebab itu dinamakan Leleng. Tarian ini diiringi oleh nyanyian leleng. Dalam nyanyian itu menceritakan tentang Utan Along.



10. Tari Tradisional Kalimantan Timur - Tari Ngelewai

Tarian tradisional Ngelewai merupakan tarian tradisional yang  diiringi musik “Rendete” yaitu musik khas suku Dayak Tonyoi-Benuaq. Tarian NGelewai  ini dibawakan oleh gadis-gadis cantik dengan memakai selendang dengan lemah gemulai. Mereka menari laksana kupu-kupu yang sedang terbang mencari kembang untuk dihisap madunya. Tarian ini juga biasa dibawakan sebagai tarian menyambut tamu dan acara sukacita.

 Demikian Sobat tradisi, 10 tari tradisional Kalimantan Timur, semoga bermanfaat..

Referensi :
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gantar
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sukudayakkenyah.jpg
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Jepen 
  • http://naniksriwahyuni.blogspot.co.id/2014/02/jenis-tarian-di-kalimantan-timur.html

Tidak ada komentar untuk "10 Tari Tradisional Kalimantan Timur"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel